Kamis, 27 Oktober 2011

Pernikahan Putri Bungsu Sultan Hamengkubuwono

Pernikahan Gusti Kanjeng Ratu Bendara (25), putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, dengan Achmad Ubaidillah (30) melibatkan 18 perias, yang terdiri dari 14 perias perempuan dan 4 perias laki-laki. Para perias ini sudah siap di Keraton Yogyakarta sejak H-2 pernikahan.
"Karena kesibukan calon pengantin di Jakarta, tes make up baru bisa dilaksanakan awal bulan Oktober ini. Selain tes make up, kami juga mengajari lampah dodok (berjalan jongkok) kepada calon pengantin laki-laki," kata Tienuk Riefki, perias pengantin tradisional yang dipercaya pihak Keraton Yogyakarta merias kedua mempelai, Kamis (13/10/2011) di Keraton Kilen, Yogyakarta.
Persiapan tim perias pernikahan putri Sultan HB X ini dimulai sejak Juli lalu. Sebelum menjalankan proses merias, para perias khususnya Tienuk menjalani puasa sejak awal Oktober lalu.

Menjelang pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, permintaan blangkon, salah satu kelengkapan busana adat Yogyakarta, meningkat pesat. Putri kelima Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Roro Bendoro Nurastuti Wijareni akan dipersunting oleh Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara Achmad Ubaidillah, Selasa (18/10) mendatang di Keraton Yogyakarta.
Banjirnya order blangkon diakui Abdurrahman, salah seorang pengrajin blangkon asal Desa Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta. Ia menuturkan, permintaan tutup kepala khas Jogja itu terjadi sejak dua pekan terakhir. Menjelang pernikahan agung di Keraton Yogyakarta, pembuatan blangkon bisa mencapai dua kodi atau 40 biji perhari. Padahal, pada hari biasa, paling banyak hanya satu kodi atau 20 biji perhari.
Tidak hanya yang berkualitas tinggi, blangkon kualitas biasa juga meningkat. Peningkatan permintaan umumnya datang dari toko-toko busana di Yogyakarta dan sekitarnya. Permintaan dari pasar-pasar tradisional cenderung stabil.
Blangkon terbuat dari kain batik dengan beragam motif. Pembuatannya harus dikerjakan dengan teliti dan hati-hati karena cukup rumit. Pembuatan dimulai dengan pola dasar yang terbuat dari kain berlapis kertas keras. Proses itu dikerjakan pada sebuah kayu yang dibentuk mirip rumah dome atau disebut "klebut".(DSY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar